Magetan, salah satu kota yang sering saya lewati tapi tak pernah saya singgahi. Namun saat ini, Magetan telah menjadi kota untuk saya memperbaiki dan mempersiapkan diri. Memperbaiki diri dari segala buruknya kelakuan dan mempersiapkan diri menatap masa depan.
Yap, tepatnya saya tinggal dan belajar di Pondok Pesantren Sintesa yang letaknya cukup terpencil, jauh dari keramaian kota. Di Sintesa ini saya membulatkan tekad untuk berubah, berubah jadi orang yang jauh lebih kuat, kuat secara agama dan kuat secara ekonomi.
Berawal dari pesan singkat teman saya yang notabene adalah alumnus Sintesa, ia menyuruh saya untuk ikut mendaftar.
Setelah saya membaca semua tentang Sintesa, saya baru ngeh kalau itu tempat adalah “pondok”. Saya langsung tidak tertarik, tapi teman saya bilang kalau Sintesa sangat recommended untuk saya dan disana akan banyak sekali manfaat dan ilmu yang bisa didapatkan.
Kemudian saya berpikir apa baik buruknya jika saya masuk Sintesa. Baiknya? banyak, belajar menghafal Al Quran, hidup terjadwal, bisa sholat lima waktu tepat waktu dan berjamaah di masjid, mengaji banyak hal, belajar tentang sesuatu yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya, seperti SEO, FB Ads, Adsense dan banyak lagi yang lainnya.
Buruknya? Saya berpikir keras saat itu, dan jawabannya adalah tidak ada. Tidak ada hal buruk yang saya dapatkan jika saya masuk dan belajar di Sintesa.
Meskipun saat itu yang menjadi sedikit pertimbangan adalah masalah waktu. Di usia yang sudah jalan 25 tahun saya harus belajar lagi, bukannya bekerja mencari uang yang banyak buat modal “nikah” dan modal hidup. Namun, tekad saya sudah bulat, saya ingin masuk Sintesa.
Setelah yakin, baru saya meminta pertimbangan dan ijin kepada kedua orang tua karena salah satu syarat masuk Sintesa adalah ijin orang tua.
Kedua orang tua mendukung keputusan saya dan mereka mendoakan yang terbaik buat saya. Fix, saya mengisi formulir pendaftaran, mengirimkannya dan tinggal menunggu pengumuman.
Saat itu posisi saya sedang di Jember, melakukan sebuah perjalanan yang bertajuk silaturahim alias main-main nge-repotin temen. Setelah 2 minggu keliling Lumajang, Jember, Banyuwangi dan Situbondo, sayapun pulang menuju Sidoarjo.
Tanggal 25 Januari 2016, hari pengumuman tiba, sudah sejak pagi saya menunggu email dari Sintesa. Email yang ditunggu itupun masuk, dan Alhamdulillah, saya terpilih menjadi salah seorang yang diterima dipondok pesantren Sintesa.
3 Februari 2016, saya berangkat menuju Sintesa dan Alhamdulillah sampai dengan selamat, meskipun dalam perjalanan diguyur hujan deras.
Sesampainya di pondok Sintesa, saya di sambut oleh teman-teman angkatan 2 dan angkatan 3 (*sebagian masih belum datang) dengan senyuman yang merekah. Segera saya bersalaman dan memperkenalkan diri.
Singkat cerita, sudah hampir satu tahun saya hidup dan belajar di Sintesa. Sintesa telah merubah saya!
Iya, merubah saya menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, terutama dari segi agama dan pandangan tentang bisnis.
Dari yang susah sholat tepat waktu, Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa membiasakan diri sholat tepat waktu dan berjamaah di masjid (semoga tetap istiqomah).
Dari yang sholat Dhuha nya jarang-jarang, Alhamdulillah saat ini sudah menjadi kebiasaan dan InsyaAlah di amalkan terus.
Dari yang jarang mengaji, Alhamdulillah setiap hari mengaji, bahkan sedikit demi sedikit mulai menghafal Al Quran (#meskipun sudah sangat susah, karena faktor umur :-P *alasan).
Dari yang bingung mau usaha apa atau bagaimana cara memulai usaha, Alhamdulillah di Sintesa diajarkan semuanya. Sehingga, insyaAllah kami yang merupakan santri Sintesa tidak akan sulit untuk membangun dan menjalani usaha.
Pokoknya, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Sintesa hingga menjelang kelulusan, yang saya dapatkan sudah jauh melebihi ekspektasi.
Saya benar-benar bersyukur bisa belajar di Sintesa dan menjadi salah satu bagiannya. Saya juga sangat-sangat berterimakasih kepada mas Vatih, yang merupakan pendiri Sintesa.
Berkat usaha, perjuangan dan pengorbanan beliau, Sintesa bisa berdiri hingga saat ini. Semoga Sintesa terus melahirkan generasi-generasi muslim Indonesia yang kuat, kuat secara iman dan kuat secara ekonomi.
Berikut Sedikit Gambaran Tentang Sintesa