Pesantren Resmi Berdiri

Pada akhir 2014, saya dan mas Een melakukan obrolan tentang kontribusi kita untuk masyarakat sebagai khalifah di muka bumi. Obrolan yang memaksa saya untuk semakin serius merealisasikan ide pesantren yang sebenarnya juga sudah terpikir sejak lama, namu masih loyo untuk dijalankan. Obrolan yang terjadi sampai larut malam itu menguatkan tekad untuk segera mewujudkan ide ini.

Januari 2015, saya melakukan brainstorming yang lebih rinci sampai ke hal-hal teknis. Saya membicarakan ide-ide dengan mas Een. Dipilihlah Qur’an dan Bisnis Online sebagai fokus belajar para santri, dan semuanya diberikan secara gratis.

Mas Rulli, owner Pondok Programmer mendengar niatan saya yang ingin mendirikan pesantren. Ia juga memberikan banyak saran dan masukan.

Januari itu saya membuat sayembara yang disebar ke berbagai akun social media. Dalam waktu kurang dari 1 bulan, ada ribuan engagement terjadi, dan kurang lebih 70 orang mendaftarkan diri sebagai calon santri.

Seleksi dilakukan sesuai dengan standar yang sudah diumumkan melalui sayembara, ditambah dengan wawancara singkat melalui pesan elektronik.

Awal Februari, Sintesa resmi menjalankan program-program belajarnya yang diikuti oleh 9 orang terpilih dari target sebenarnya 10 orang untuk angkatan pertama. Sebagian calon santri yang sebenarnya sudah diterima secara kompetensi, menjadi tidak diizinkan oleh saya karena tidak mendapat izin dari orang tua.

Beberapa orang tua menganggap Sintesa kurang bisa dipercaya, karena menjamurnya informasi mengenai aliran-aliran Islam yang nyeleneh alias sesat. Ada juga orang tua yang curiga karena menganggap tidak ada makan siang gratis. Para orang tua khawatir anak-anak mereka didoktrin dengan hal-hal yang tidak sesuai.

Saya pribadi sudah mempersiapkan ini jauh hari, tidak ada yang masalah dengan hal itu. Secara perlahan saya akan coba kenalkan program ini ke banyak orang dan mampu melahirkan generasi-generasi hebat untuk Indonesia.

3 thoughts on “Pesantren Resmi Berdiri”

Leave a Comment