Di Samping Tahfidz Qur’an dan Bisnis Online

Nyaris tak terasa, sudah hampir satu tahun saya menginjakkan kaki ini di Pesantren Sintesa. Hampir selesai sudah sebuah perjalanan panjang saya bersama teman-teman angkatan 3 di tempat mulia dan penuh berkah ini.

Setahun berlalu bukanlah tanpa arti, namun tentunya dihiasi dengan banyaknya ilmu, pengalaman, kenangan, dan berbagai hal yang diperoleh di sini. Jauh lebih luas ketimbang ekspektasi yang telah dibayangkan sebelumnya.

Memang benar adanya bahwa pesantren Sintesa merupakan pondok pesantren yang berfokus pada tahfidz Qur’an dan bisnis online. Namun dalam perjalanannya, apa-apa yang para santri dapatkan jauh lebih banyak dari dua hal tadi semata.

Sadar maupun tidak, banyak sekali hal yang saya peroleh di Sintesa. Karena pada intinya, pesantren Sintesa telah mendidik bagaimana cara menghadapi kehidupan, mulai dari meluruskan niat, mencari pundi-pundi penghasilan, berkeluarga, bermasyarakat, hingga urusan-urusan akhirat.

Semua Hal Tentang Pernikahan

Di Kajian Pranikah

Berhubungan kebanyakan para santri di sini sudah punya cukup usia dalam hal ini, ditambah lagi dengan kondisi keluarga mas Vatih (Kyainya Sintesa) punya pengalaman dengan nikah muda, topik “pernikahan” menjadi sebuah hal yang sering dibahas di Sintesa.

Ketika mas Vatih duduk di “singgasananya”, mengambil tema pernikahan sebagai materinya, atau mengisahkan perjalanan mencari pasangan hidupnya, spontan para santri akan seketika terhipnotis menyimak materi ini dengan khusyuk.

Yang dibahasnya cukup luas. Bisa berupa tentang pentingnya meluruskan niat, tips and trick mencari pasangan hidup sejati, bagaimana cara menjalankan pernikahan sesuai yang baginda Rasulullah SAW ajarkan, ilmu-ilmu parenting yang jarang diketahui orang tua, sampai kisah pernikahan mas Vatih sendiri.

Pentingnya Ridho Orang Tua

Farid sama ayahnya

Semenjak memutuskan untuk mandaftarkan diri di Sintesa, pihak pengelola pesantren sudah menunjukan betapa pentingnya arti dari ridho orang tua. Hanya mereka yang mendapat ridho orang tua sajalah yang pada akhirnya bisa diterima sebagai santri Sintesa.

Begitu pun setelahnya, mas Vatih selalu mewanti-wanti para santri akan pentingnya ridho orang tua. Mengingat Rasulullah SAW pun sangat mementingkan hal ini. Karena ridho Allah, tergantung kepada ridho kedua orang tua.

Menjalani Kehidupan Berjamaah

Santri Sintesa

Ilmu mengenai kehidupan berjamaah mungkin tidak begitu banyak disampaikan dalam bentuk materi. Namun pada prakteknya, ini menjadi suatu hal yang akan selalu dipelajari setiap hari oleh para santri di sini.

Bagaimana pun juga, pesantren Sintesa tetaplah sebuah pesantren yang kehidupan sehari-harinya tak luput dari kehidupan berjamaah. Membatasi ego dalam diri, lalu menyetarakan frekuensi, menjadi hal yang perlu dipelajari di sini.

Manusia adalah makhluk sosial yang sudah selayaknya untuk hidup dalam jamaah. Sebuah jamaah akan memperkuat kualitas, keadaan dan tujuan dari tiap-tiap individunya. Hidup dalam jamaah juga akan membuat seseorang lebih mudah dalam beristiqomah ketimbang mereka yang berjalan seorang diri.

Belajar Untuk Konsisten

Di Hadapan Laptop Setiap Hari

Konsistensi seseorang akan diuji ketika ia telah memilih untuk menjadi seorang pengusaha. Tidak, bahkan bukan hanya pengusaha semata, semua profesi tentu membutuhkan konsistensi untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

Dan seperti itulah yang para santri Sintesa rasakan. Setiap harinya mereka akan diuji untuk menjalankan rutinitas yang sama. Bangun tidur, menghafal Qur’an, kultum, sholat dhuha, merangkai tulisan, menanam backlink, sampai waktunya untuk tidur kembali, semuanya dilakukan setiap hari.

Bosan? Tentu saja akan ada masanya dimana para santri merasakan hal ini. Namun berkat konsistensi yang sudah terlatih, masalah seperti ini bisa dilalui. Adanya jamaah pun sangat membantu dalam membangun konsistensi.

Makanan yang Halalan Thoyyiban

Jam makan para santri

Di Sintesa, makanan yang disajikan bukan hanya halal semata, namun juga thoyyib. Maksud thoyyib di sini adalah makanan yang baik untuk dikonsumsi, bukan makanan-makanan yang tidak menyehatkan, apalagi makanan-makanan yang memicu timbulnya penyakit.

Lebih dari itu, para santri di sini bukan hanya sebatas diberi makanan halalan thoyyiban saja, tapi memang dididik untuk memahami pentingnya akan hal itu. Karena memang nyatanya faktor makanan bukan hanya mempengaruhi kesehatan saja, namun mempengaruhi produktifitas juga.

Mas Vatih sendiri memang terkadang memberikan materi tentang hal ini, menjelaskan pentingnya makanan yang halal dan thoyyib, tentang food combining, bahkan sampai do’a ketika hendak memakan makanan yang kurang baik dikonsumsi.

Tampil di Hadapan Orang Banyak

Kultum di depan para santri

Melalui kultum harian, para santri Sintesa dibiasakan untuk berbicara di hadapan orang banyak. Tujuannya adalah membiasakan diri untuk tampil dalam lingkup teman seasrama sebelum terjun di masyarakat nyata.

Saya sendiri merasakan perubahan yang sangat signifikan dalam hal ini. Yang dulunya tak bisa sama sekali untuk mengolah kata-kata, kemudian berkembang perlahan, terutama dalam hal mengontrol emosi yang terombang-ambing akibat grogi.

***

Sulit rasanya jika harus menceritakan semuanya, sebab masih banyak lagi ilmu-ilmu berharga lainnya yang saya peroleh di pesantren Sintesa. Pada intinya, pesantren ini tetaplah Sintesa yang berfokus pada tahfidz Qur’an dan Bisnis Online. Namun secara tidak langsung, berbagai ilmu kehidupan pun akan turun kepada para santri di sini.

Leave a Comment