“Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat… .” (QS. Al Mujadilah [58]: 11)”
Ilmu merupakan pondasi awal dalam kehidupan. Tanpa ilmu, kita akan mengalami kesulitan dan dengan ilmu kita akan meraih kebahagian. Hal itu sudah tidak terbantahkan, ya kan?
Beneran deh agama kita sudah mengatur itu semua, bahkan dalam Islam dijelaskan secara rinci tentang adab dan pedoman dalam menuntu ilmu. Salah satunya adalah di dalam kitab imam Muslim pada bab Larangan, dimana dilarang untuk mengambil riwayat (ilmu) dari seseorang yang lemah. Jadi memang tidak sepatutnya kita sembarangan dalam menuntut ilmu.
Sebagai orang tua anda pasti menginginkan pendidikan terbaik untuk anak anda. Dan wajar saja kalau terdapat keraguan ketika hendak melepaskan anak untuk menuntut ilmu di tempat yang jauh, entah itu sekelebatan ataupun secara serius. Hal itu manusiawi, ya kan?
Nah untuk itu, saya ingin sedikit mengulas tentang sistem pendidikan yang ada di Sintesa. Tulisan di bawah ini merupakan pengalaman saya pribadi, yap pengalaman saya selama satu tahun menjadi santri di Sintesa. Oke, cukup jelas ya? Mari kita mulai.
Sekilas Tentang Sistem Pendidikan di Sintesa
Pondok pesantren sintesa menerapkan sistem pendidikan mulazamah, dimana ustadz Ibrahim Vatih yang menjadi masyayikh atau pembimbing utama.
Apa itu pendidikan mulazamah? Berikut saya jabarkan secara singkat.
Pendidikan mulazamah merupakan sistem pendidikan yang mewajibkan seorang santri untuk tinggal bersama dengan gurunya. Ini sesuai dengan arti kata mulazamah itu sendiri yakni, لازم – يلازم yang berarti menemani atau tinggal bersama. Yap metode ini dikenal pula dengan istilah mondok, meskipun dalam prakteknya nanti terdapat perbedaan.
Metode mulazamah sudah ada sejak zaman Rasulah saw. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya hadits yang menerangkan kalau sahabat-sahabat dahulu selalu berusaha untuk menemani Rasulullah saw dalam banyak kesempatan, salah satu contohnya adalah 4 orang sahabat (khulafa’urrasyidin) dimana mereka senantiasa berusaha untuk menemani dan menggali ilmu dari Rasul.
Metode mulazamah merupakan sistem pendidikan paling efektif -khususnya dalam bidang syar’iyah-, bahkan hingga saat ini. Diantara banyak tokoh populer yang terlahir melalui sistem pendidikan mulazamah adalah Syaih Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, ir. Soekarno dan tokoh-tokoh hebat lainnya.
Kenapa bisa demikian? karena para santri mulazamah -yang diharuskan tinggal bersama masyayikh/asatidz- bisa fokus untuk menggali ilmu dari sang guru, dan mudah untuk bertanya saat menemukan masalah dalam praktek keseharian. Lebih dari itu para santri mulazamah bisa secara langsung memperhatikan keseharian sang guru, sehingga pembelajaran tidak didapat secara lisan saja melainkan dari teladan tingkah dan perbuatan sang guru.
Lantas apa lagi perbedaan mulazamah dengan sistem pendidikan pada umumnya? Oke, di antara perbedaan lainnya adalah sistem mulazamah mengharuskan guru tinggal dalam kompleks atau lingkungan yang sama dengan para santri. Ini sangat berpengaruh.
Coba bayangkan…
…Dengan sistem ini sang guru tidak terbebani dengan jarak tempat mengajar dengan tempat dia tinggal, sehingga energinya bisa lebih terfokus untuk memberikan pembelajaran. Selain itu, sang guru bisa langsung mengawasi praktek keseharian santri, dan secara langsung memastikan apakah ada masalah atau tidak dalam keseharian para santrinya.
Sistem pendidikan mulazamah sudah dan terus digunakan di berbagai negara Timur Tengah. Sementara di Indonesia sistem ini mulai digunakan kembali oleh lembaga-lembaga pendidikan, khususnya yang bersifat informal.
Penerapan Sistem Pendidikan Mulazamah di Pesantren Sintesa
- Asatidz yang terbukti tsiqoh dibidangnya
2. Tempat tinggal santri dan asatidz yang sangat dekat
3. Para santri mendengarkan pelajaran secara langsung.
4. Para Masyayikh/asatidz bisa mengawasi langsung perkembangan santri dalam proses pembelajaran
5. Sebagai santri kami bisa langsung mendapatkan pelajaran tidak hanya dari apa yang asatidz sampaikan, tapi juga dari apa yang asatidz contohkan.
Demikianlah sedikit ulasan singkat tentang Sintesa, mulazamah dan penerapan mualazamah di Sintesa. Jangan ragu untuk menuliskan komentar pada artikel ini untuk setiap pertanyaan, kritik ataupun sekedar sapaan. Oke semoga bermanfaat.