Dalam perjalanan belajar saya selama di Sintesa, oleh guru saya yaitu mas Ibrahim vatih selalu diingatkan tentang mindset dalam membangun bisnis. Kata beliau dalam membangun bisnis, jangan hanya bicara melulu soal uang dan membangun kekayaan. Namun hal yang harus pertama kita tanamankan dalam mindset membangun bisnis adalah dengan meniatkan untuk Ibadah, Dakwah dan terakhir Mencari Nafkah.
Mindset Bisnis
Bicara tentang bisnis adalah soal ibadah, kita niatkan agar segala aktifitas bisnis yang kita lakukan itu bernilai ibadah, yakni selama proses bisnis yang kita jalani itu sesuai dengan aturanNya dan tidak melanggar segala aktifitasnya.
Bicara tentang bisnis adalah soal dakwah, kita pastikan segala aktifitas bisnis yang kita lakukan itu bisa mengajak semua yang terlibat yang didalamnya semakin mendekat kepadaNya. Misalnya, untuk para karyawan kita. Absen yang dipakai adalah dengan menggunakan shalat duha. Kita anjurkan semua karyawan kita wajib mengikuti pelajaran tahsin Al-Quran. Selanjutnya dalam produk yang kita buat, setidaknya nilai-nilai dakwah kita sampaikan kepada konsumen dalam produk itu. Intinya semua yang terlibat dalam bisnis kita itu bisa semakin mendekat kepadaNya. Bukankah ini bagian juga dari dakwah?
Bicara tentang bisnis untuk mencari nafkah, hal ini juga tidak bisa abaikan. Karena bagiamanapun jika kita sebagai seorang kepala keluarga, kewajiban kita adalah memberi nafkah keluarga.
Bagi seorang pebisnis, tentunya untung atau profit dalam bisnis merupakan sebuah keharusan bukan? Jika bisnis kita lancar dan bisa terus mendapatkan keuntungan hingga akhirnya kita bisa membangun kekayaan. Dengan kekayaan itu kita bisa banyak melakukan kebaikan seperti melaksanakan kewajiban memberi nafkah keluarga. Nah, jika kewajiban itu baru terpenuhi selanjutnya dengan kekayaan yang dimiliki kita bisa menebar kebaikan sebanyak-banyaknya.
“Bisnis itu bukan tujuan, tetapi sebuah jalan membangun KEKAYAAN, yang dengan kekayaan itu membuat kita bisa melakukan BANYAK KEBAIKAN” -Dewa Eka Prayoga-
Percepatan dalam Bisnis
Selama belajar di Sintesa, seluruh santri diwajibkan mempunyai blog atau web pribadi yang diisi dengan artikel-artikel pribadi serta kesukaan minat masing-masing. Intinya, web pribadi itu harus banyak pengunjung dan jika sudah banyak maka bisa di monitize agar bisa menghasilkan uang setelah didaftarkan di Google Adsanse. Salah satu cara agar mempunyai banyak pengunjung adalah dengan cara membuat artikel yang dibuat berada di halaman pertama mesin pencarian Google.
Setelah 6 bulan belajar di Sintesa, saya dan teman-teman merasakan percepatan pengunjung web kami yang luar biasa. Bisa dibilang grafiknya terus naik setiap harinya. Ada yang perharinya mendatangkan 500, 1000, 5000, 10000 bahkan sampai ada yang 40.000 pengunjung. Secara nalar, hal ini diluar dugaan kami semua termasuk mas Ibrahim Vatih selaku pengajar di Sintesa.
Setelah diselediki, ternyada hal-hal diluar teknis yang mempengaruhi pencapaian ini. Kami sering menyebutnya dengan Backlink Ghaib (Percepatan Bisnis). Intinya Backlink Ghaib yang tanpa sadar kami lakukan adalah dengan melakukan Apa yang di perintahkan oleh Allah, menjalankan sunnahnya dan menjauhi larangannya. Teringat salah satu pesan guru saya yang berbunyi “Jika kamu ingin dimudahkan dalam mencapai segala Impian kamu, TEMBAKLAH SERVERNYA langsung, Allah SWT”.
Di Pesantren Sintesa, selain diajarkan ilmu duniawi seperti mengenai pola bisnis online, membangun website untuk adsanse dan toko online. Diajarkan pula ilmu akhirat seperti menghafal Al-Quran, rutin puasa senin kamis, shalat berjamaah, shalat duha, dzikir pagi petang dan masih banyak yang lainnya. Ternyata hal inilah yang sedikit banyak mempengaruhi percepatan bisnis kami. Semakin banyak ibadah yang kita lakukan, Allah semakin senang, maka segala pencapaian dan target yang kita tetapkan insha allah akan dipermudah juga olehNya.
“Semakin kita dengan Allah, semakin Allah sayang Sama kita”.
Bisnis Itu Hanya Wasilah, Tujuannya Harus Tetap Lillah
Di zaman sekarang ini, banyak tawaran-tawaran bisnis yang menggiurkan dengan potensi keuntungan yang luar biasa. Akan tetapi dalam prosesnya, bisnis itu menjalankan hal-hal yang dilarangNya. Jika mindset bisnis kita yang dituju hanya untuk keuntungan semata, tentu pasti akan ambil peluang itu. Alhasil bisnis sebagai ibadah mungkin hanya selogan semata karena dalam kenyataannya kita melakukan hal-hal yang dilarangNya.
Sekarang saya tanya. Apa anda mau jika jika bisnis yang anda jalankan membuat hidup anda semakin bermasalah,? Misalnya karena dengan berbisnis seperti itu anda semakun: Jauh dari Allah, enggan berdo’a, malas beribadah, terus bermaksiat, sombong atas pencapaian, jauh dengan keluarga dan yang lain sebagainya.
Saya yakin siapapun itu jawabannya pasti TIDAK, bukankah begitu?
Oleh karena itu, mulai dari sekarang tanamakanlah mindset yang benar. Bangunlah bisnis dengan niat dan cara yang benar. Pada akhirnya jika itu anda lakukan, maka akan semakin banyak waktu luang yang didapat. Selain itu keuntungan didapat kebaikan pun bisa diperbuat. Catat baik-baik, Bisnis itu hanya sekedar Wasilah (Jalan), Tujuannya harus Lillah (Allah).
“Bisnis yang bagus bukan hanya menghasilkan Uang saja, tapi juga semakin mendekatkan Ownernya dengan penciptanya.” -Dewa Eka Prayoga-
Tulisan yang cerdas dan menginspirasi. Saya terasa tersadar kembali untuk perlunya memiliki mindset yang lebih jelas :)
Terima kasih banyak atas tulisannya mas.
mas kalau mau ikut belajar bagaimana caranya ?
Bagus sekali mas
AlhamduliLLah..
sangat menginspirasi.. Saya izin copas ya mas.. (dengan tetap melampirkan sumbernya).
JazakaLLahu khair. BarakaLLah. 🙏