“Berdaganglah yang membuatku berpengalaman menghadapi banyak jenis orang” (Toyotomi Hideyoshi dalam Biografi Swordless Samurai karya Masao Kitami).
Hideyoshi adalah seorang Kaisar Jepang yang menjadi suksesor Oda Nobunaga dalam menyatukan Jepang. Uniknya, Hide bukanlah berasal dari klan samurai. Yang mana pada waktu itu tidak ada yang bisa memegang kekuasaan kecuali dari klan samurai. Beliau awalnya hanyalah rakyat jelata bertubuh kecil dan berprofesi pedagang. Dan pedagang adalah salah satu profesi rendahan pada waktu itu. Bahkan lebih rendah daripada ronin atau samurai tak bertuan.
Karirnya di Kerajaannya Oda Nobunaga diawali sebagai pembawa sendal (sandal-bearer). Berkat ide cemerlang dan keahlian negosiasinya, karirnya mulai merangkak naik. Oda Nobunaga pun mulai suka terhadap pandangan-pandangan cerdasnya, meskipun dia tidak pernah benar-benar bisa berperang (karena fisik). Dengan keahliannya, Dia berhasil menaklukan beberapa kerajaan lain di Jepang dengan tanpa pertumpahan darah.
Ketika Oda wafat, Hideyoshi mencapai tampuk kekasiran tertinggi di Jepang. Mengakhiri semua peperangan saudara di Jepang dan menyatukannya dalam satu kekaisaran. Tercatatlah Hideyoshi sebagai pemimpin legendaris di Jepang.
Yah begitulah kisah Hideyosi, berawal dari seorang pedagang miskin, nyasar ke kerajaan, hingga menjadi kaisar. Di saat kesukesannya dia mengatakan, bahwasanya ketika dia menjadi pedaganglah dia mendapatkan keahlian yang membawanya menjadi kaisar.
Maka berinteraksi dengan konsumen dan mengambil pelajaran dari setiapnya merupakan sebuah bentuk kursus. Maka di catatan santri kali ini saya mencoba membedakan beberapa jenis konsumen online.
Tapi tenang saja, bahasan serius sudah berhenti di sini. Kalaupun Anda ingin keluar dari artikel ini sekarang pun tidak masalah. Karena tulisan di bawah bisa membuat Anda merasa berdosa membacanya :v
Sebab saya tidak akan membahas topik ini secara serius. Cuma sekedar guyonan, supaya kita para pedagang, menikmati pahit manisnya berhadapan dengan konsumen, apapun spesiesnya.
Yak, kita sambutpun, nominasi pembeli paling greget:
“Jika pembeli adalah raja, biarkan penjual yang merebut kekuasannya :v”
1. Pembeli Baper
Pembeli jenis ini tuh susah-susah-gampang untuk mencapai closing. Ini karena kita harus berkomunikasi dengan hati-hati. Kalau salah-salah, dia bisa langsung mutusin kita tanpa alasan apapun. Membuat kita sebagai seller malah galau dan susah move on, hiks.
Ciri-ciri dari customer baper ini biasanya kurang sabaran. Beberapa milidetik saja pesannya tidak dibalas, dia akan langsung menelpon kita. Kalau misalkan telponnya tidak diangkat, dia akan menceraikan kita meninggalkan kita. Membuat kita merasa kehilangan dan hampa.
Tapi hebatnya kalau kita bisa melayani mereka dengan baik, mereka bisa jadi pelanggan yang baik. Hubungan dengan customer akan terbangun, dan mereka pun melakukan repeat order. Hubungan seperti inilah yang diimpikan para jomblo seller.
2. Pembeli Kebelet (Idaman)
Inilah salah satu tipe buyer idaman para seller. Mereka itu sudah sangat butuh dengan barang yang kita jual. Ibarat seseorang yang sudah kebelet pengen BAB, tapi tidak menemukan toilet. Lalu dia menemukan toilet yang tarifnya Rp.100.000 sekali masuk.
Coba? Kalau Anda, pilih bayar 100.000 atau membiarkan “barang itu” keluar di tempat yang bukan tempatnya? (ngomong apa sih)
Oke, mungkin contoh di atas terlalu ekstrim. Tetapi sebenarnya tidak juga. Kalau Anda berjualan obat, alat kesehatan, atau herbal pasti pernah menemui customer dengan tingkat urgensi 9999. Kalau mereka tidak segera mendapatkan barang yang dibutuhkan, mereka bisa kejang-kejang.
Apa konsekuensi dari sifat buyer seperti ini?
Ya, mereka tidak melakukan banyak pertimbangan dalam memutuskan untuk membeli apa tidak. Bahkan mereka menafikan rasa curiga mereka, tentang apakah kita seller yang jujur atau penipu. Alhasil, hanya percakapan pendek dan dingin, langsung closing.
Wah, coba semua buyer di dunia seperti itu pasti……………. asyik banyak penipuan di pasar.
3. Pembeli PHP
“Sis, kita kan sudah menjalani percakapan ini selama setahun…. mau ngga kamu beli barangnya?” tanya seller
“Tapi gan, adek cuma nganggap agan sebagai teman,” jawab si customer (friendzoned).
“Oh, gitu ya dek (heart broken), kapan pun adek berubah pikiran, agan siap menerima koq,” jawab si seller. Meskipun hatinya hancur lebur seperti kaca jendela yang dihantam bola sepak.
Oke, contoh di atas bukanlah ilustrasi yang sebenarnya. Mungkin seller-nya sedang baper karena ketularan customer-nya.
Jadi sebenarnya, customer jenis PHP ini juga bukan mereka yang bisa bahasa pemrograman PHP (Apa? Emang siapa yang ngomong gitu?)
Oke, saya tidak akan menjelaskan siapa itu customer PHP. Karena saya baru saja memberikan Anda harapan palsu, muahahaha.
4. Pembeli Gagap Teknologi
“Pak, cara pesan barang gimana ya?”
“Lewat online, Ibu nanti transfer sebesar harga + ongkir, nanti tinggal kita kirim deh.” jawab si seller.
“Transfernya itu gimana ya?” tanya si customer.
“Ibu tinggal ke ATM atau ke Bank aja.” jawab si seller.
“Wah, saya ndak tahu caranya pak, susssah paaak,” jawab si customer.
“Oh, kalau gitu tunggu aja Naga saya lewat depan rumah Ibu, nanti Naga saya yang bawa uangnya ke saya,” jawab si seller kesal. Hampir-hampir touchscreen HP-nya jebol.
“Oh, yang kaya di Indosi*r itu ya pak? oke pak, saya tunggu,” jawab si customer dengan lugu. Karena kesal, Si seller kemudian melempar HP-nya dari lantai 49, lalu di tangkap oleh sang naga.
5. Pembeli Mata-Mata / Stalker
“Agan….,” sapa seorang customer dengan profile picture misterius.
“Iya, Baik, ada yang bisa kami bantu :),” jawab si seller hangat.
“Toko agan di mana….?” tanya seorang customer dingin
“Oh, kami baru online mas, belum ada toko offline-nya,” jawab si seller
“Hehe..,” balas si customer
“Kenapa tertawa mas?” tanya si seller heran.
“Hahahahaha,”
“sehhat mas?”
“Saya sebenarnya adalah Haji Mamat, muahaha,”
“Tidaaaaak,” seller berteriak sambil memegangi kepalanya. Karena hidupnya tidak akan lama lagi.
6. Pembeli Sadis
Seperti judulnya, buyer ini bisa bikin seller keringat dingin. Bukan, bukan keringat dingin karena disebabkan kebelet BAB. Ini disebabkan mereka menawar harganya gila-gilaan. Barang harga 100 ribu rupiah bisa ditawar hingga 10 ribu. Kalau keinginannya tidak dikabulkan mereka akan memberikan ancaman yang paling ditakuti seller sejagat: ditinggalkan.
Karena kalau ditinggalkan mereka, maka seller akan hidup sendiri lagi. Bangun tidur sendiri, makan sendiri, dan mandi sendiri. Sungguh horror, saudara.
7. Pembeli Super Sibuk
Kalau seller biasanya ada yang super sibuk karena banyak orderan, maka buyer pun juga ada. Dia menghubungi seller jam 12 malam. Ketika paginya seller memberikan balasan, baru dibaca lagi jam 12 malam. Entah apa pekerjaan si buyer ini. Mungkin karena seharian dia di dalam kubur, malam baru keluar ngeronda.
Tetapi biasanya buyer tipe ini memiliki tingkat konversi tinggi. Hanya saja si seller perlu mengingatkan mereka untuk jadi membeli. Selain itu juga perlu diingatkan agar amanah dan rajin Sholat ke Masjid, biar varokah.
8. Pembeli Tukang Curhat
Buyer tipe ini akan menjadikan seller sebagai tempat curhat. Seperti buyer yang mau beli botol minum, tetapi malah cerita tentang anaknya yang juara di Sekolah Luar Binasa. Umumnya buyer online tipe ini muncul dari kalangan wanita, walaupun tidak menutup kemungkinan mereka juga datang dari kalangan laki-laki.
“Met pagi, ini dengan toko herbal xxx?” tanya buyer.
“Iya benar, ada yang bisa kami bantu?” sahut seller.
“Jadi, kini saya sedang sakit…”
“Sakit apa? Mungkin kami bisa menyediakan obatnya?”
“Sudah saya sakit, kini saya ditinggalkan oleh kekasih saya, si Haji Mamat”
“Oh, Haji Mamat, emang sista sakit apa?” tanya seller heran.
“Saya sakit hati melihat dia selingkuh, obatnya ada nggak ya?”
“Oh, kalau sakit hati itu obatnya adalah minyak daging naga. Satu botolnya 10 juta rupiah. Sista mau?”
“Oh ya, saya pesan satu botol deh mas,”
Saking kesalnya, si seller melempar HP-nya dari lantai 49 lagi lalu ditangkap sang elang.
9. Pembeli Paranoid
Ini juga merupakan salah satu buyer online yang merepotkan. Bahkan bisa berbahaya dan mengancam bisnis kita. Umumnya mereka merupakan pembeli online pemula. Mereka berprasangka bahwa yang namanya pasar online itu merupakan sarang penipu.
Perilaku mereka cukup merepotkan. Kita dituntut untuk fast-respon, mengutamakan mereka, meyakinkan mereka. Sedikit saja pesan mereka tidak terbalas, maka mereka akan langsung mencurigai seller sebagai penipu. Bahkan sampai mengancam mereka dengan polisi dan neraka. Sering sekali ceritanya ini menjadi curhatan para seller online.
10. Pembeli Galau
buyer tipe galau adalah sahabat karib dari buyer tipe baper. Mereka galau yang umumnya kegalauan mereka itu disebabkan dua hal:
a. Galau ingin jadi beli atau tidak
b. Galau ingin pilih produk A atau produk B (ujung-ujungnya ga jadi beli)
Mereka membuat cinta nasib para seller menggantung. Syukur saja sellernya ngga jadi gantung diri beneran. Jangan menyerah bro, kalau si dia tidak peka-peka, maka masih banyak wanita lain. Open your eyes!
11. Pembeli Tinggal di Pedalaman
buyer–buyer ini tinggal jauh sekali dari pusat kota, sehingga ongkos kirim ke tempat mereka bisa mahal berkali-lipat. Tapi mereka pun dibedakan lagi menjadi dua macam, satu buyer pedalaman yang menengah ke atas (juragan). Satunya lagi buyer pedalaman yang hidup pas-pasan.
Mereka umumnya berhabitat di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ongkos kirim ke tempat mereka bisa lebih mahal daripada harga barang itu sendiri. Malah mungkin ongkos kirim menggunakan Naga atau Elang bisa lebih murah
Tapi uniknya, tingkat konversi dari buyer jenis ini cukup tinggi. Mungkin karena memang barang yang dia inginkan tidak ada di tempatnya. Kekurangannya, terkadang mereka merupakan berasal dari jenis buyer gaptek.
12. Pembeli Detektif
Ini merupakan salah satu buyer online yang menguji kesabaran para seller. Mereka akan mencecar kita dengan banyak pertanyaan. Seakan-akan kita adalah seorang tersangka terlapor. Padahal kita hanyalah pedagang selalu berusaha jujur, bukan seorang penista agama.
Sesudah mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan mereka, maka mereka meninggalkan kita tanpa sepatah katapun.
Cuma nanya harga terus menghilang begitu saja. Membuat seller galau dan kangen terhadap mereka. Lalu berdo’a agar bisa dipertemukan lagi dalam ikatan yang diridhoi.
Penutup
Yah seperti itulah beberapa jenis pembeli atau buyer online yang seringkali menguji kesabaran para seller. Sebenarnya masih banyak lagi. Ya mau bagaimana lagi, “pembeli adalah raja” begitu berlaku di negara kita tercinta ini. Tapi setidaknya dengan ini, seller bisa menjadikan fenomena ini sebagai ladang menuai ilmu dan keterampilan dalam menghadapi berbagai macam orang.
Jika Anda juga ingin berdagang dan melayani banyak konsumen greget silahkan mendaftar di Pesantren Sintesa.
Tapi pembeli cuman nanyak foang atau mesan tapi gak bayar itu merupakan mimpi buruk buat kebanyakan seller. Pengalaman pribadi
ada juga jenis pembeli preman. klau ga dikasih diskon ngancem. klau disuruh bayar biaya ongkir ngancem. dapet barang ga puas ngancem. viral viral viral dia pikir ini negara nenek dia punya.kaga ngerti hukum apa kalau mencemarkan nama baik seseorang bisa dituntut hukum penjara